Laporan Hasil Praktikum
Kimia
Memperkirakan pH
larutan dengan beberapa Indikator
Nama
Kelompok : Sri Wahyuni
Agustin Habibah Rizzal
Muhammad Faishal
Ningsih Ratna Sari
Hesti Ana Lingga
Adi Mulla Maulana
Guru
Pembimbing : Ilga Febrina, S.Pd
SMA NEGERI 5
LUBUKLINGGAU
TAHUN AJARAN
2015/2016
I. PENDAHULUAN
Ø Latar Belakang
Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting. Asam
dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari
bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari
bahasa Arab yang berarti abu. Basa digunakan dalam pembuatan sabun. Juga sudah
lama diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan. Di alam, asam ditemukan
dalam buah-buahan, misalnya asam sitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk
memberi rasa limun yang tajam. Cuka mengandung asam asetat, dan asam tanak dari
kulit pohon digunakan untuk menyamak kulit. Asam mineral yang lebih kuat telah
dibuat sejak abad pertengahan, salah satunya adalah aqua forti (asam nitrat) yang
digunakan oleh para peneliti untuk memisahkan emas dan perak. Berkaitan dengan
sifat asam dan basa, larutan dikelompokkan dalam tiga golongan yaitu bersifat
asam, basa dan netral.
Sifat
asam-basa dari suatu larutan juga dapat ditunjukkan dengan mengukur pH nya. pH
adalah suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman
larutan. Larutan asam mempunyai pH lebih kecil dari 7. Larutan basa mempunyai
pH lebih besar dari 7. Sedangkan larutan netral mempunyai ph = 7.
Mempelajari
cara menentukan pH dan sifat larutan sangat penting untuk mengetahui apakah
larutan itu bersifat asam ataupun basa. Biasanya cara yang digunakan untuk
menentukan sifat dan pH larutan adalah dengan menggunakan indikator. Indikator
tersebut antara lain kertas lakmus, larutan fenolftalein, brom timol biru,
metil merah, serta metil orange.
Ada beberapa
cara yang lazim digunakan para ilmuwan dan manusia dalam mengukur pH suatu
larutan, diantaranya adalah dengan menggunakan indikator universal atau kertas
indikator pH, menggunakan pH meter, menggunakan kertas lakmus ataupun melalui
perhitungan dengan mengetahui konsentrasi suatu larutan tersebut.
Ø Tujuan Percobaan
·
Tujuan
dari praktikum ini adalah untuk menentukan pH larutan yang tidak diketahui
dengan beberapa indikator, yaitu kertas lakmus, bromtimol biru, fenolftalein,
metil merah, dan metil orange.
·
Untuk mengetahui sifat asam dan basa dari suatu
larutan
- Untuk menentukan tingkat pH suatu larutan
- Untuk mengetahui berbagai cara yang dapat digunakan untuk mengukur pH suatu larutan
II. TINJAUAN PUSTAKA
· Asam dan Basa
Asam
didefinisikan sebagai senyawa yang menghasilkan ion hidrogen (H+)
ketika larut dalam pelarut (biasanya air).
Basa
didefinisikan sebagai senyawa yang menghasilkan ion hidroksida (OH-)
ketika larut dalam pelarut air.
Teori Asam
Basa
Asam dan basa (alkali) telah
dikenal sejak dahulu dan telah
sering Kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya Asam Tartrat dalam
Buah Anggur, Asam Sitrat dalam jeruk, Asam Asetat pada Cuka, Asam Sulfat pada
Air Aki dan berbagai zat lainnya. Sementara zat basa kita jumpai pada air
kapur, sabun, obat mag, dan beragam zat lainnya.
Bagaimana membedakan asam dan basa?
Bagaimana membedakan asam dan basa?
Asam Basa
Arrhenius
Asam
|
Rumus Molekul
|
Valensi
|
Asam Klorida
|
HCl
|
1
|
Asam Sianida
|
HCN
|
1
|
Asam Sulfida
|
H2S
|
2
|
Asam Nitrat
|
HNO3
|
1
|
Asam Sulfat
|
H2SO4
|
2
|
Asam Fosfat
|
H3PO4
|
3
|
Asam Asetat
|
CH3COOH
|
1
|
Stevante Arrhenius mengemukakan
sebuah teori Asam Basa. Teori ini menyatakan bahwa asam adalah suatu zat
yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+ di mana ion H+ ini akan
menjadi satu-satunya ion positif dalam larutan.
Sedangkan basa adalah zat yang jika dilarutkan dalam air akan terionisasi menghasilkan ion OH-, dan ion OH- ini akan menjadi satu-satunya ion negatif di dalam larutan.
Sedangkan basa adalah zat yang jika dilarutkan dalam air akan terionisasi menghasilkan ion OH-, dan ion OH- ini akan menjadi satu-satunya ion negatif di dalam larutan.
Asam Basa Bronstead-Lowry
Beberapa reaksi dalam ilmu kimia
dilakukan dengan menggunakan pelarut selain air. Misalnya pelarut alkohol,
amoniak, toluena, dan benzena. Saat melarutkan senyawa-senyawa kimia pada
pelarut bukan air tentunya konsep teori Asam Basa Arrhenius tidak dapat
digunakan untuk menentukan zat Asam dan Basa.
J.N Bronstead dan T.N. Lowry mengemukakan teori lain tentang Asam Basa yang disebut dengan Teori Asam Basa Bronstead Lowry. Menurut teori ini, asam adalah zat pemberi proton (donor proton) dan basa adalah zat penerima proton (akseptor proton). Dari definisi ini maka suatu asam akan membentuk konjugat setelah melepaskan proton, dan basa juga akan membentuk konjugat setelah menerima proton.
J.N Bronstead dan T.N. Lowry mengemukakan teori lain tentang Asam Basa yang disebut dengan Teori Asam Basa Bronstead Lowry. Menurut teori ini, asam adalah zat pemberi proton (donor proton) dan basa adalah zat penerima proton (akseptor proton). Dari definisi ini maka suatu asam akan membentuk konjugat setelah melepaskan proton, dan basa juga akan membentuk konjugat setelah menerima proton.
Contoh Basa Arrahenius
|
||
Asam
|
Rumus
Molekul
|
Valensi
|
Natrium
Hidroksida
|
NaOH
|
1
|
Kalium
Hidroksida
|
KOH
|
1
|
Magnesium
Hidroksida
|
Mg(OH)2
|
2
|
Kalsium
Hidroksida
|
Ca(OH)2
|
2
|
Barium
Hidroksida
|
Ba(OH)2
|
2
|
Alumunium
Hidroksida
|
Al(OH)3
|
3
|
Besi (III)
Hidroksida
|
CH3COOH
|
3
|
Maka dalam teori asam basa konjugasi, dikenal istilah “pasangan asam basa” atau “asam-basa konjugat”
Pada contoh diatas, H2O melepaskan satu proton sehingga H2O merupakan Asam. NH3 mengikat proton sehingga menjadi NH4+. Maka NH3 merupakan basa. NH4+ merupakan asam karena melepaskan proton. Sedangnkan OH- merupakan basa karena menerima proton membentuk H2O. Hal ini juga terjadi pada pelarut selain air. Contohnya:
Asam Basa Lewis
Setelah
mengetahui Teori Asam Basa Bronstead Lowry, maka Kita dapat menentukan suatu
zat yang mengandung hidrogen termasuk dalam kelompok zat asam atau basa.
Bagaimana dengan senyawa/zat yang aprotik (tidak mengandung H),
bagaimana menentukan sifat asam ataupun basanya?
Seorang ahli kimia G.N Lewis mengemukakan teori tentang asam basa yang disebut dengan Teori Asam Basa Lewis. Menurut teori ini basa adalah zat yang memiliki satu atau lebih pasangan elektron bebas yang dapat diberikan pada zat lain sehingga terbentuk ikatan kovalen koordinasi, sedangkan asam adalah zat yang dapat menerima pasangan elektron bebas tersebut.
Seorang ahli kimia G.N Lewis mengemukakan teori tentang asam basa yang disebut dengan Teori Asam Basa Lewis. Menurut teori ini basa adalah zat yang memiliki satu atau lebih pasangan elektron bebas yang dapat diberikan pada zat lain sehingga terbentuk ikatan kovalen koordinasi, sedangkan asam adalah zat yang dapat menerima pasangan elektron bebas tersebut.
Zat yang termasuk basa menurut teori asam basa Lewis ternyata juga tergolong sebagai basa menurut teori Bronstead Lowry.
·
pH
pH merupakan
singkatan potensial hidrogen, “p” singkatan potensial dan “H” adalah singkatan
dari hidrogen. pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan
tingkat keasaman atau tingkat kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan.
pH adalah ukuran
logaritmik dari konsentrasi ion hidrogen dari larutan. Nilai pH merupakan
negatif logaritma dari konsentrasi ion hidrogen.
pH = -log [H
+]
|
log adalah basis 10
logaritma dan [H +] adalah konsentrasi ion hidrogen dalam mol per
literIstilah “pH” pertama kali dijelaskan oleh ahli biokimia Denmark SPL
Sorensen pada tahun 1909. pH adalah singkatan untuk “kekuatan hidrogen” di mana
“p” adalah singkatan kata Jerman untuk kekuasaan, potenz, dan H adalah simbol
unsur untuk hidrogen. H dikapitalisasi karena standar untuk memanfaatkan
simbol unsur. Singkatan ini juga diberlakukan di Perancis, dengan pouvoir
hidrogen menerjemahkan sebagai “kekuatan hidrogen”.
·
Indikator Asam Basa
Seperti pengantar yang telah
diuraikan pada awal pembahasan, pada zaman dahulu sebelum dikenalnya teori
asam-basa, orang-orang membedakan asam dan basa dengan cara mencicipinya.
Namun pada saat sekarang, telah dikenal berbagai indikator untuk membedakan asam dan basa. Selain metodenya yang aman dan praktis indikator juga mampu memberikan hasil yang lebih relevan.
Namun pada saat sekarang, telah dikenal berbagai indikator untuk membedakan asam dan basa. Selain metodenya yang aman dan praktis indikator juga mampu memberikan hasil yang lebih relevan.
III. PROSEDUR
PEROBAAN
§ Alat dan Bahan :
Alat
|
Jumlah
|
Bahan
|
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Pipet tetes
|
16 buah
1 buah
1 buah
|
Kertas lakmus merah dan biru
Larutan A, B, C, D
Air garam
Air sprite
Metil merah (MM)
Metil jingga (MO)
Bromtinol biru (BTB)
Fenolftalein (PP)
|
§ Prosedur Percobaan
A. Ambilah sepotong kertas lakmus merah
dan biru, kemudian tetesi kertas lakmus tersebut dengan larutan A, catat warna
yang terjadi.
B. Sediakan 4 tabung reaksi dan isikan
pada setiap tabung 3 mL larutan A pada setiap tabung. Tambahkan 2 tetes larutan
indikator berikut pada :
·
tabung
1 dengan metil jingga
·
tabung
2 dengan metil merah
·
tabung
3 dengan BTB
·
tabung
4 dengan PP
C. Catat perubahan yang terjadi pada
tabel pengamatan.
D. Lakukan perobaan seperti di atas
terhadap larutanlarutan yang lain.
IV. HASIL PENGAMATAN
Indikator
|
Perubahan warna
|
Trayek pH
|
Metil Jingga
|
Merah-Kuning
|
3,1 – 4,4
|
Metil Merah
|
Merah-Kuning
|
4,4 – 6,2
|
Lakmus
|
Merah-Biru
|
4,5 – 8,3
|
Bromtimol Biru
|
Kuning-Biru
|
6,0 – 7,6
|
Fenolftalein
|
Tak berwarna-Merah Ungu
|
8,3 – 10
|
Ø Tabel Pengamatan 1
No
|
Larutan
|
Lakmus Merah
|
Lakmus Biru
|
Perkiraan pH
|
1
|
A
|
Biru
|
Biru
|
≥
8,3
|
2
|
B
|
Merah
|
Biru
|
4,5
– 8,3
|
3
|
C
|
Merah
|
Merah
|
≤
4,5
|
4
|
D
|
Merah
|
Biru
|
4,5
– 8,3
|
5
|
Air Garam
|
Merah
|
Biru
|
4,5 – 8,3
|
6
|
Air
Sprite
|
Merah
|
Merah
|
≤
4,5
|
Ø Tabel Pengamatan 2
LARUTAN A
|
PP
BTB
MR
MO
0 3.1 4.4
4.5 6.0 6.2 7.6 8.3 10 14
Jadi, pH
pada Larutan A ≥ 10
atau 10≤pH≤14
|
LARUTAN B
|
PP
BTB
MR
MO
0 3.1 4.4
4.5 6.0 6.2 7.6 8.3 10 14
Jadi, pH
pada Larutan B 7,6 - 8,3
atau 7.6 ≤ pH ≤ 8.3
Atau
|
LARUTAN C
|
PP
BTB
MR
MO
0
3.1 4.4 4.5 6.0 6.2 7.6 8.3 10 14
Jadi, pH pada Larutan C 4,4 – 6,0
Atau 4,4≤pH≤6,0
Atau
Atau
|
LARUTAN D
|
PP
BTB
MR
MO
0 3.1 4.4
4.5 6.0 6.2 7.6 8.3 10 14
Jadi, pH pada Larutan D 7,6 – 8,3
atau 7.6 ≤ pH ≤
8.3
Atau
|
AIR GARAM
|
PP
BTB
MR
MO
0 3.1 4.4
4.5 6.0 6.2 7.6 8.3 10 14
Jadi, pH
pada Air Garam 7,6 – 8,3
atau 7.6 ≤ pH ≤ 8.3
Atau
|
AIR SPRITE
|
PP
BTB
MR
MO
0
3.1 4.4 4.5 6.0 6.2 7.6 8.3 10 14
Jadi, pH pada Air Sprite 4,4 – 6,0
Atau 4,4≤pH≤6,0
|
V. PENUTUP
§
BAHAN DISKUSI
A.
Berapa perkiraan pH larutan
A, B, C, D, Air Garam, Air Sprite yang Anda periksa.
Pada larutan A perkiraan
pH 10-14 atau 10 ≤ pH ≤ 14
Pada larutan B perkiraan pH 7,6–8,3 atau 7.6 ≤ pH ≤ 8.3
Pada larutan C perkiraan pH 4,4–6,0 atau 4,4 ≤ pH ≤
6,0
Pada larutan D perkiraan pH 7,6–8,3 atau 7,6 ≤ pH ≤
8,3
Pada larutan Air Garam perkiraan pH 7,6–8,3 atau 7,6 ≤ pH ≤
8.3
Pada larutan Air Sprite perkiraan pH 4,4–6,0 atau 4,4 ≤ pH ≤
6,0
B.
Berdasarkan hasil pengamatan
dengan kertas lakmus, manakah indikator yang sebenarnya tidak perlu Anda
gunakan lebih lanjut untuk memeiksa larutan A, B, C, D, Air Garam, Air Sprite?
Jelaskan.
Yang tidak perlu Kita gunakan
lebih lanjut yaitu pada Larutan A, karena pada percobaan pada metil jingga,
metil merah, dan BTB telah terlihat nilai pH secara pasti karena semua panah
telah mengarah ke arah kanan, sehingga
memungkinkan untuk nilai pH berada lebih dari
7,6 keatas. dan setelah kita menggunakan ketas lakmus, kita
telah dapat menegtahui sifat larutan tersebut tanpa harus menggunakan indikator tersebut lagi.
C.
Dapatkah percobaan ini
digunakan untuk menentukan nilai pH
larutan secara pasti? Mengapa?
Tidak, karena jika
menggunakan kertas lakmus pH tidak bisa diketahui secara pasti karena harus
mengukurnya berdasarkan warna. Untuk mengetahui harga pH secara pasti sebaiknya
menggunakan pH meter.
§ KESIMPULAN
Ø Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka simpulan dari
praktikum kali ini adalah :
Pada larutan A perkiraan pH
10-14 atau 10≤pH≤14
Pada
larutan B perkiraan pH 7,6
– 8,3 atau 7.6 ≤ pH ≤ 8.3
Pada
larutan C perkiraan pH 4,4
– 6,0 atau 4,4≤pH≤6,0
Pada
larutan D perkiraan pH 7,6 – 8,3
atau 7,6≤pH≤8,3
Pada
larutan Air Garam perkiraan pH 7,6 – 8,3
atau 7,6 ≤ pH ≤ 8.3
Pada
larutan Air Sprite perkiraan pH 4,4
– 6,0 atau 4,4 ≤ pH ≤ 6,0
Ø Memperkirakan sifat dari ke-6 larutan tersebut, yaitu :
Diperkirakan larutan A bersifat Basa
Diperkirakan larutan B bersifat Basa
Diperkirakan larutan C bersifat Asam
Diperkirakan larutan D bersifat Basa
Diperkirakan larutan Air Garam bersifat
Basa
Diperkirakan larutan Air Sprite bersifat
Asam
Ø Pada larutan A tidak perlu gunakan lebih lanjut untuk
memeriksa pH dan sifat dari larutan A karena pada percobaan metil jingga, metil
merah, dan BTB telah terlihat nilai pH secara pasti karena semua panah telah
mengarah ke arah kanan, sehingga memungkinkan untuk nilai pH berada lebih
dari 7,6 keatas dan pada Larutan A pasti
akan bersifat Basa.
Ø Dengan
melakukan percobaan tersebut, kita dapat mengetahui sifat dari beberapa larutan
dengan menggunakan beberapa indikator tanpa harus mencicipinya. Kita juga dapat
menentukan harga pH larutan tersebut.
Ø
Larutan yang
bersifat asam adalah larutan yang memiliki pH <7 dan larutan yang bersifat
basa adalah larutan yang memiliki pH >7, sedangkan larutan yang memiliki
pH=7 maka disebut larutan netral
Ø Larutan HCl bersifat asam dan larutan NaOH bersifat
basa
Ø untuk larutan
asam, semakin kecil konsentrasi suatu larutan maka pH akan semakin besar
Ø untuk larutan basa, semakin besar konsentrasi suatu
larutan maka pH akan semakin besar
§
SARAN
- Dalam mengukur suatu pH, pastikan larutan tersbut tidak tercampur dengan larutan lain yang berbeda konsentrasi dan sifat asam-basanya
- Tidak tergesa-gesa dalam mengukur pH suatu larutan, agar larutan tersebut tidak tumpah
- Pengukuran pH suatu larutan harus dilakukan dengan teliti agar mendapat hasil yang akurat
§ DAFTAR
PUSTAKA
Aufar,
Nursajadid. 2012. Derajat Keasaman (pH). http://nursajadidotcom.wordpress.com/2012/04/17/derajat-keasaman-nanu/.
22/11/2014. 12.00
Keenan,
Charles W. 1984. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga
Maulana,
Puri. 2013. Cara Menentukan pH dan pOH Larutan. http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/06/cara-menentukan-menghitung-ph-dan-poh.html.
22/11/2014. 13.00
Petrucci,
Ralph H. 1987. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga
Ratri, Fera
Ika. 2012. Materi dan Soal Kimia. Yogyakarta: Planet Ilmu
Yasin,
Yamin. 2010. Xpress pro for Senior High School Chemistry. Jakarta:
Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar