Jumat, 13 Mei 2016

Hasil Praktikum Kimia Memperkirakan pH larutan



Laporan Hasil Praktikum Kimia
Memperkirakan pH larutan dengan beberapa Indikator
Nama Kelompok               : Sri Wahyuni
Agustin Habibah Rizzal
Muhammad Faishal
Ningsih Ratna Sari
Hesti Ana Lingga
Adi Mulla Maulana

Guru Pembimbing             : Ilga Febrina, S.Pd

SMA NEGERI 5 LUBUKLINGGAU
TAHUN AJARAN 2015/2016

I. PENDAHULUAN
Ø Latar Belakang
Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting. Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa digunakan dalam pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam sitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk memberi rasa limun yang tajam. Cuka mengandung asam asetat, dan asam tanak dari kulit pohon digunakan untuk menyamak kulit. Asam mineral yang lebih kuat telah dibuat sejak abad pertengahan, salah satunya adalah aqua forti (asam nitrat) yang digunakan oleh para peneliti untuk memisahkan emas dan perak. Berkaitan dengan sifat asam dan basa, larutan dikelompokkan dalam tiga golongan yaitu bersifat asam, basa dan netral.
Sifat asam-basa dari suatu larutan juga dapat ditunjukkan dengan mengukur pH nya. pH adalah suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam mempunyai pH lebih kecil dari 7. Larutan basa mempunyai pH lebih besar dari 7. Sedangkan larutan netral mempunyai ph = 7.
Mempelajari cara menentukan pH dan sifat larutan sangat penting untuk mengetahui apakah larutan itu bersifat asam ataupun basa. Biasanya cara yang digunakan untuk menentukan sifat dan pH larutan adalah dengan menggunakan indikator. Indikator tersebut antara lain kertas lakmus, larutan fenolftalein, brom timol biru, metil merah, serta metil orange.
Ada beberapa cara yang lazim digunakan para ilmuwan dan manusia dalam mengukur pH suatu larutan, diantaranya adalah dengan menggunakan indikator universal atau kertas indikator pH, menggunakan pH meter, menggunakan kertas lakmus ataupun melalui perhitungan dengan mengetahui konsentrasi suatu larutan tersebut.
Ø Tujuan Percobaan
·         Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan pH larutan yang tidak diketahui dengan beberapa indikator, yaitu kertas lakmus, bromtimol biru, fenolftalein, metil merah, dan metil orange.
·         Untuk mengetahui sifat asam dan basa dari suatu larutan
  • Untuk menentukan tingkat pH suatu larutan
  • Untuk mengetahui berbagai cara yang dapat digunakan untuk mengukur pH suatu larutan



II. TINJAUAN PUSTAKA
·       Asam dan Basa
Asam didefinisikan sebagai senyawa yang  menghasilkan ion hidrogen (H+) ketika larut dalam pelarut (biasanya air).
Basa didefinisikan sebagai senyawa yang menghasilkan ion hidroksida (OH-) ketika larut dalam pelarut air.

Teori Asam Basa
Asam dan basa (alkali) telah dikenal sejak dahulu dan telah sering Kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya Asam Tartrat dalam Buah Anggur, Asam Sitrat dalam jeruk, Asam Asetat pada Cuka, Asam Sulfat pada Air Aki dan berbagai zat lainnya. Sementara zat basa kita jumpai pada air kapur, sabun, obat mag, dan beragam zat lainnya.
Bagaimana membedakan asam dan basa
?

Asam Basa Arrhenius
 Asam
Rumus Molekul
Valensi
Asam Klorida
HCl
1
Asam Sianida
HCN
1
Asam Sulfida
H2S
2
Asam Nitrat
HNO3
1
 Asam Sulfat
H2SO4
2
Asam Fosfat
H3PO4
3
Asam Asetat
CH3COOH
1
Stevante Arrhenius mengemukakan sebuah teori Asam Basa. Teori ini menyatakan bahwa asam adalah suatu zat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+ di mana ion H+ ini akan menjadi satu-satunya ion positif dalam larutan.

Sedangkan basa adalah zat yang jika dilarutkan dalam air akan terionisasi menghasilkan ion OH-, dan ion OH- ini akan menjadi satu-satunya
ion negatif di dalam larutan.
 Asam Basa Bronstead-Lowry
Beberapa reaksi dalam ilmu kimia dilakukan dengan menggunakan pelarut selain air. Misalnya pelarut alkohol, amoniak, toluena, dan benzena. Saat melarutkan senyawa-senyawa kimia pada pelarut bukan air tentunya konsep teori Asam Basa Arrhenius tidak dapat digunakan untuk menentukan zat Asam dan Basa.
J.N Bronstead dan T.N. Lowry mengemukakan teori lain tentang Asam Basa yang disebut dengan Teori Asam Basa Bronstead Lowry. Menurut teori ini, asam adalah zat pemberi proton (donor proton) dan basa adalah zat penerima proton (akseptor proton). Dari definisi ini maka suatu asam akan membentuk konjugat setelah melepaskan proton, dan basa juga akan membentuk konjugat setelah menerima proton.






Contoh Basa Arrahenius
Asam
Rumus Molekul
Valensi
Natrium Hidroksida
NaOH
1
Kalium Hidroksida
KOH
1
Magnesium Hidroksida
Mg(OH)2
2
Kalsium Hidroksida
Ca(OH)2
2
Barium Hidroksida
Ba(OH)2
2
Alumunium Hidroksida
Al(OH)3
3
Besi (III) Hidroksida
CH3COOH
3

Maka dalam teori asam basa konjugasi, dikenal istilah “pasangan asam basa” atau “asam-basa konjugat”
Contoh Asam Basa Bronstead Lowry

Pada contoh diatas, H2O melepaskan satu proton sehingga H2O merupakan Asam. NH3 mengikat proton sehingga menjadi NH4+. Maka NH3 merupakan basa. NH4+ merupakan asam karena melepaskan proton. Sedangnkan OH- merupakan basa karena menerima proton membentuk H2O. Hal ini juga terjadi pada pelarut selain air. Contohnya:
asam basa konjugasi

Asam Basa Lewis
Setelah mengetahui Teori Asam Basa Bronstead Lowry, maka Kita dapat menentukan suatu zat yang mengandung hidrogen termasuk dalam kelompok zat asam atau basa. Bagaimana dengan senyawa/zat yang aprotik (tidak mengandung H), bagaimana menentukan sifat asam ataupun basanya?

Seorang ahli kimia G.N Lewis mengemukakan teori tentang asam basa yang disebut dengan Teori Asam Basa Lewis. Menurut teori ini basa adalah zat yang memiliki satu atau lebih pasangan elektron bebas yang dapat diberikan pada zat lain sehingga terbentuk ikatan kovalen koordinasi, sedangkan asam adalah zat yang dapat menerima pasangan elektron bebas tersebut.
Asam basa Lewis

Zat yang termasuk basa menurut teori asam basa Lewis ternyata juga tergolong sebagai basa menurut teori Bronstead Lowry.
·       pH
pH merupakan singkatan potensial hidrogen, “p” singkatan potensial dan “H” adalah singkatan dari hidrogen. pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau tingkat kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan.
pH adalah ukuran logaritmik dari konsentrasi ion hidrogen dari larutan. Nilai pH merupakan negatif logaritma dari konsentrasi ion hidrogen.

pH = -log [H +]


log adalah basis 10 logaritma dan [H +] adalah konsentrasi ion hidrogen dalam mol per literIstilah “pH” pertama kali dijelaskan oleh ahli biokimia Denmark SPL Sorensen pada tahun 1909. pH adalah singkatan untuk “kekuatan hidrogen” di mana “p” adalah singkatan kata Jerman untuk kekuasaan, potenz, dan H adalah simbol unsur untuk hidrogen. H dikapitalisasi karena standar untuk memanfaatkan simbol unsur. Singkatan ini juga diberlakukan di Perancis, dengan pouvoir hidrogen menerjemahkan sebagai “kekuatan hidrogen”.
·       Indikator Asam Basa
Seperti pengantar yang telah diuraikan pada awal pembahasan, pada zaman dahulu sebelum dikenalnya teori asam-basa, orang-orang membedakan asam dan basa dengan cara mencicipinya.

Namun pada saat sekarang, telah dikenal berbagai indikator untuk membedakan asam dan basa. Selain metodenya yang aman dan praktis indikator juga mampu memberikan hasil yang lebih relevan.




III. PROSEDUR PEROBAAN

§  Alat dan Bahan :
Alat
Jumlah
Bahan
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Pipet tetes
16 buah
1 buah
1 buah
Kertas lakmus merah dan biru
Larutan A, B, C, D
Air garam
Air sprite
Metil merah (MM)
Metil jingga (MO)
Bromtinol biru (BTB)
Fenolftalein (PP)

§  Prosedur Percobaan
A.    Ambilah sepotong kertas lakmus merah dan biru, kemudian tetesi kertas lakmus tersebut dengan larutan A, catat warna yang terjadi.
B.     Sediakan 4 tabung reaksi dan isikan pada setiap tabung 3 mL larutan A pada setiap tabung. Tambahkan 2 tetes larutan indikator berikut pada :
·        tabung 1 dengan metil jingga
·        tabung 2 dengan metil merah
·        tabung 3 dengan BTB
·        tabung 4 dengan PP
C.     Catat perubahan yang terjadi pada tabel pengamatan.
D.    Lakukan perobaan seperti di atas terhadap larutanlarutan yang lain.


 
IV. HASIL PENGAMATAN
Indikator
Perubahan warna
Trayek pH
Metil Jingga
Merah-Kuning
3,1 – 4,4
Metil Merah
Merah-Kuning
4,4 – 6,2
Lakmus
Merah-Biru
4,5 – 8,3
Bromtimol Biru
Kuning-Biru
6,0 – 7,6
Fenolftalein
Tak berwarna-Merah Ungu
8,3 – 10

Ø Tabel Pengamatan 1
No
Larutan
Lakmus Merah
Lakmus Biru
Perkiraan pH
1
A
Biru
Biru
8,3
2
B
Merah
Biru
4,5 – 8,3
3
C
Merah
Merah
4,5
4
D
Merah
Biru
4,5 – 8,3
5
Air Garam
Merah
Biru
4,5 – 8,3
6
Air Sprite
Merah
Merah
4,5

Ø Tabel Pengamatan 2




LARUTAN A
 



                                                                                
                                         PP
   BTB
 MR  
MO

  0             3.1                4.4             4.5            6.0           6.2           7.6            8.3           10              14
Jadi, pH pada Larutan  A 10
atau 10≤pH≤14
LARUTAN B
 








  PP
   BTB
 MR  
MO

  0             3.1                4.4             4.5            6.0           6.2           7.6            8.3           10              14
Jadi, pH pada Larutan B  7,6 - 8,3
atau 7.6 ≤ pH ≤ 8.3


Atau
LARUTAN C
 






PP
BTB


MR  
MO
0               3.1                4.4             4.5            6.0           6.2           7.6            8.3           10              14
Jadi, pH pada Larutan C 4,4 – 6,0
Atau 4,4≤pH≤6,0
Atau
Atau
 



LARUTAN D
 




PP
  BTB
 MR  
MO

  0             3.1                4.4             4.5            6.0           6.2           7.6            8.3           10              14
Jadi, pH pada Larutan D 7,6 – 8,3
atau 7.6 ≤ pH ≤ 8.3
Atau
AIR GARAM
 






 PP
  BTB
 MR  
MO

  0             3.1                4.4             4.5            6.0           6.2           7.6            8.3           10              14
Jadi, pH pada Air Garam 7,6 – 8,3
atau 7.6 ≤ pH ≤ 8.3


Atau
AIR SPRITE
 








PP
BTB


MR  
MO
0               3.1                4.4             4.5            6.0           6.2           7.6            8.3           10              14
Jadi, pH pada Air Sprite 4,4 – 6,0
Atau 4,4≤pH≤6,0
 



V. PENUTUP
§   BAHAN DISKUSI
A.    Berapa perkiraan pH larutan A, B, C, D, Air Garam, Air Sprite yang Anda periksa.
Pada larutan A perkiraan pH  10-14 atau 10 ≤ pH ≤ 14        
Pada larutan B perkiraan pH 7,6–8,3 atau 7.6 ≤  pH   8.3
Pada larutan C perkiraan pH 4,4–6,0 atau 4,4 ≤ pH ≤ 6,0
Pada larutan D perkiraan pH 7,6–8,3 atau 7,6 ≤ pH ≤ 8,3
Pada larutan Air Garam perkiraan pH 7,6–8,3 atau 7,6 ≤ pH ≤ 8.3
Pada larutan Air Sprite perkiraan pH 4,4–6,0 atau 4,4 ≤ pH ≤ 6,0
B.     Berdasarkan hasil pengamatan dengan kertas lakmus, manakah indikator yang sebenarnya tidak perlu Anda gunakan lebih lanjut untuk memeiksa larutan A, B, C, D, Air Garam, Air Sprite? Jelaskan.
Yang  tidak perlu Kita gunakan lebih lanjut yaitu pada Larutan A, karena pada percobaan pada metil jingga, metil merah, dan BTB telah terlihat nilai pH secara pasti karena semua panah telah mengarah ke arah   kanan, sehingga memungkinkan untuk nilai pH berada lebih dari  7,6 keatas.  dan setelah kita menggunakan ketas lakmus, kita telah dapat menegtahui sifat larutan tersebut tanpa harus menggunakan  indikator tersebut lagi.

C.     Dapatkah percobaan ini digunakan untuk menentukan  nilai pH larutan secara pasti? Mengapa?
Tidak, karena jika menggunakan kertas lakmus pH tidak bisa diketahui secara pasti karena harus mengukurnya berdasarkan warna. Untuk mengetahui harga pH secara pasti sebaiknya menggunakan pH meter.  



















§  KESIMPULAN
Ø  Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka simpulan dari praktikum kali ini adalah :
Pada larutan A perkiraan pH 10-14 atau 10≤pH≤14        
Pada larutan B perkiraan pH 7,6 – 8,3 atau 7.6 ≤ pH ≤ 8.3
Pada larutan C perkiraan pH 4,4 – 6,0 atau 4,4≤pH≤6,0
Pada larutan D perkiraan pH 7,6    8,3 atau 7,6≤pH≤8,3
Pada larutan Air Garam perkiraan pH 7,6    8,3 atau 7,6 ≤ pH ≤ 8.3
Pada larutan Air Sprite perkiraan pH 4,4 – 6,0 atau 4,4 ≤ pH ≤ 6,0  
Ø  Memperkirakan  sifat dari ke-6 larutan tersebut, yaitu :
Diperkirakan larutan A bersifat Basa
Diperkirakan larutan B bersifat Basa
Diperkirakan larutan C bersifat Asam
Diperkirakan larutan D bersifat Basa
Diperkirakan larutan Air Garam bersifat Basa
Diperkirakan larutan Air Sprite bersifat Asam
Ø  Pada larutan A tidak perlu gunakan lebih lanjut untuk memeriksa pH dan sifat dari larutan A karena pada percobaan metil jingga, metil merah, dan BTB telah terlihat nilai pH secara pasti karena semua panah telah mengarah ke arah kanan, sehingga memungkinkan untuk nilai pH berada lebih dari  7,6 keatas dan pada Larutan A pasti akan bersifat Basa.
Ø  Dengan melakukan percobaan tersebut, kita dapat mengetahui sifat dari beberapa larutan dengan menggunakan beberapa indikator tanpa harus mencicipinya. Kita juga dapat menentukan harga pH larutan tersebut.
Ø  Larutan yang bersifat asam adalah larutan yang memiliki pH <7 dan larutan yang bersifat basa adalah larutan yang memiliki pH >7, sedangkan larutan yang memiliki pH=7 maka disebut larutan netral
Ø  Larutan HCl bersifat asam dan larutan NaOH bersifat basa
Ø    untuk larutan asam, semakin kecil konsentrasi suatu larutan maka pH akan semakin besar
Ø  untuk larutan basa, semakin besar konsentrasi suatu larutan maka pH akan semakin besar
§  SARAN
  1. Dalam mengukur suatu pH, pastikan larutan tersbut tidak tercampur dengan larutan lain yang berbeda konsentrasi dan sifat asam-basanya
  2. Tidak tergesa-gesa dalam mengukur pH suatu larutan, agar larutan tersebut tidak tumpah
  3. Pengukuran pH suatu larutan harus dilakukan dengan teliti agar mendapat hasil yang akurat
§  DAFTAR PUSTAKA

Aufar, Nursajadid. 2012. Derajat Keasaman (pH). http://nursajadidotcom.wordpress.com/2012/04/17/derajat-keasaman-nanu/. 22/11/2014. 12.00
Keenan, Charles W. 1984. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga
Ratri, Fera Ika. 2012. Materi dan Soal Kimia. Yogyakarta: Planet Ilmu
Yasin, Yamin. 2010. Xpress pro for Senior High School Chemistry. Jakarta: Erlangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar